Tetap Berpengharapan dan Nantikan Janji Tuhan (Lukas 1:5-25) - Bangun Kuhani

Tetap Berpengharapan dan Nantikan Janji Tuhan (Lukas 1:5-25)

Tetap Berpengharapan dan Nantikan Janji Tuhan (Lukas 1:5-25)
Daftar Isi [Lihat]

Tetap Berpengharapan dan Nantikan Janji Tuhan (Lukas 1:5-25)

Tetap Berpengharapan dan Nantikan Janji Tuhan  

(Oleh: y. lomang, pnt./sesuai daftar bacaan semester II, Masa Raya: Advent, Minggu I , GMIT, 3 Des 2023)


Pengantar:

Ketika kehidupan tampak begitu rumit dan penuh tantangan, kita sering kali merasa terjebak dalam keterbatasan dan keputusasaan. Namun, sebagai umat Kristiani, kita dipanggil untuk tetap berpegang pada pengharapan yang diberikan oleh Tuhan. Renungan ini akan menggali kisah Zakharia dan Elisabeth dalam Lukas 1:5-25, yang penuh dengan keajaiban dan janji Tuhan yang melampaui batas manusia. Melalui tiga pokok renungan, mari kita mendalami makna dan kekuatan pengharapan dalam Kristus.

  1. Pengharapan dalam Kristus: Jaminan Kepastian Janji Tuhan

Sesulit apa pun hidup, orang bertahan karena berpengharapan. Pengharapan di dalam Kristus bukanlah sekadar harapan manusiawi yang rentan tergoncang oleh keadaan sekitar. Sebaliknya, itu adalah jaminan kepastian bahwa Allah senantiasa menepati janji-Nya yang penuh kasih dan pemeliharaan. Mengutip ayat yang menginspirasi dari kitab Lukas 1:5-25, kita memasuki kisah keluarga Zakharia dan Elisabeth.

Zakharia adalah seorang imam yang hidup saleh bersama istrinya, Elisabeth. Mereka hidup dalam keadaan sulit karena Elisabeth mandul, dan usia mereka sudah lanjut. Namun, di tengah keterbatasan manusiawi, Zakharia dan Elisabeth tidak kehilangan pengharapan. Mereka terus setia dalam melayani Tuhan, tanpa tahu bahwa Allah sedang menyiapkan keajaiban yang tidak terduga.

  1. Keajaiban di Tengah Keterbatasan: Jawaban Doa yang Luar Biasa

Zakharia mendapatkan pemberitahuan tentang kelahiran anak yang akan dikandung oleh Elisabeth, meskipun usia mereka sudah sangat tua. Jawaban doa ini datang pada saat yang melampaui pengalaman hidup manusia. Kehamilan Elisabeth bukan hanya sebuah berkat bagi mereka sebagai pasangan tua yang tidak memiliki anak, tetapi juga merupakan penggenapan nubuat nabi Yesaya (Yesaya 40:3).

Kisah Zakharia dan Elisabeth memberikan pelajaran berharga tentang bagaimana Tuhan menjawab doa lebih dari yang diinginkan dan diharapkan manusia. Terkadang, jawaban Tuhan mungkin datang di luar perkiraan kita, pada waktu yang tidak kita duga, dan melampaui pemahaman manusia. Hal ini menunjukkan bahwa kasih Allah tidak terbatas oleh batas-batas waktu dan kemungkinan manusia. Saat kita merasa hidup sulit dan tidak mungkin, Tuhan dapat menghadirkan keajaiban di tengah-tengah keterbatasan kita.

  1. Membangun Pengharapan yang Tanpa Batas

Kisah keluarga Zakharia dan Elisabeth mengajarkan kita bahwa kita, yang hidup karena janji Allah, dipanggil untuk membangun pengharapan yang tanpa batas. Pengharapan kepada Tuhan tidak hanya sekadar keyakinan bahwa Dia dapat menjawab doa kita, tetapi juga keyakinan bahwa Dia akan melakukannya pada waktu-Nya yang sempurna.

Pengharapan yang kita miliki dalam Kristus perlu diperkuat dengan doa dan karya yang terus-menerus. Kita tidak hanya menunggu dengan pasif, tetapi aktif dalam memperjuangkan harapan-harapan kita dengan sungguh-sungguh. Doa bukan hanya sarana untuk memohon, tetapi juga cara untuk merayakan pengharapan kita kepada Tuhan. Ketika kita terus berharap dan berdoa dengan tekun, Allah berjanji untuk terus mengasihi, memberkati, dan menjawab setiap harapan yang diperjuangkan dengan sungguh-sungguh, tanpa henti.

Kesimpulan: Tetap Berpegang pada Pengharapan dalam Kristus

Dalam kisah Zakharia dan Elisabeth, kita menemukan inspirasi untuk tetap berpegang pada pengharapan dalam Kristus, bahkan dalam situasi yang sulit sekalipun. Pengharapan bukanlah sekadar impian kosong, melainkan keyakinan yang kokoh bahwa Allah senantiasa setia pada janji-Nya. Ketika kita menghadapi tantangan hidup, mari kita renungkan ayat-ayat Lukas 1:5-25 dan biarkan keajaiban keluarga Zakharia dan Elisabeth menguatkan iman dan pengharapan kita.

Dengan penuh keyakinan, kita dapat menantikan janji Tuhan yang melampaui pemahaman kita. Sembari terus membangun pengharapan yang tanpa batas, mari kita hidup dalam doa dan ketaatan, tahu bahwa Allah senantiasa bergerak di balik layar kehidupan kita. Tetaplah berpegang pada pengharapan, karena di dalam Kristus, setiap janji Tuhan pasti menjadi kenyataan.

Tetap Berpengharapan dan Nantikan Janji Tuhan (Lukas 1:5-25)

Refleksi: Memaknai Pengharapan dalam Keterbatasan

Kisah Zakharia dan Elisabeth menjadi cermin bagi kita untuk merenung tentang arti sejati dari pengharapan dalam keterbatasan. Terkadang, hidup mempertemukan kita dengan rintangan yang tampak tak teratasi, dan saat itulah kita cenderung meragukan kehadiran Tuhan dalam situasi sulit. Namun, melalui keajaiban keluarga Zakharia dan Elisabeth, kita diajak untuk memandang setiap keterbatasan sebagai panggung bagi kuasa Tuhan yang tak terbatas. Refleksi ini menantang kita untuk tidak hanya memahami pengharapan sebagai harapan manusiawi biasa, tetapi sebagai keyakinan kuat akan kebaikan dan kesetiaan Tuhan yang melebihi segala nalar kita.

Arti Doa yang Tanpa Henti

Dalam merenungi kisah ini, kita diingatkan akan pentingnya doa yang tanpa henti sebagai wujud dari pengharapan yang hidup. Terkadang, kita mungkin cenderung menyerah ketika doa-doa kita tidak segera terjawab atau ketika kita dihadapkan pada keterbatasan yang tampaknya tidak bisa diatasi. Namun, refleksi ini menegaskan bahwa doa adalah ikatan yang menghubungkan hati manusia dengan kehendak Tuhan. Meskipun jawaban Tuhan mungkin datang pada waktunya yang tidak kita duga, kita diajak untuk terus berdoa dengan tekun, tanpa henti. Dalam proses tersebut, kita bukan hanya meresapi harapan kita, tetapi juga menyatakan ketaatan dan ketergantungan sepenuhnya kepada Tuhan yang memiliki rencana yang indah, bahkan di tengah-tengah keterbatasan hidup. 

Pokok dan harapan dalam Doa : 

Seperti yang ditemukan dalam kisah Zakharia dan Elisabeth, pengharapan dalam Kristus bukanlah sekadar keyakinan kosong, melainkan landasan kuat yang memandu langkah kita dalam setiap keterbatasan. Mari kita ambil inspirasi dari keberanian Zakharia dan Elisabeth yang tetap setia dalam doa dan ketaatan, meskipun dihadapkan pada tantangan yang sulit. Dengan mengakui bahwa Allah senantiasa bergerak di dalam dan melampaui keterbatasan hidup kita, kita dapat membangun kehidupan yang dipenuhi oleh pengharapan yang tumbuh melalui doa yang tanpa henti dan kepercayaan yang kokoh kepada Tuhan yang setia. Sebab, di dalam Kristus, setiap janji Tuhan adalah garansi kepastian bagi masa depan yang penuh dengan harapan dan kemuliaan.

Disqus Comment

Ad Placement

Formulir Kontak